Mungkin Anda berpikir bahwa menjadi atasan itu segalanya bisa jadi mudah. Namun, pada praktiknya tidak semudah yang Anda bayangkan karena posisi atasan “terjepit” oleh posisi di atasnya dan posisi di bawahnya (bawahan). Oleh karena itu, seorang atasan harus mengakomodasi kepetingan atasannya dan bawahannya secara baik dan benar. Bila timpang, misalnya hanya mengakomodasi posisi yang lebih tinggi, ia mungkin dicap “menjilat” atau tidak adil oleh bawahannya.
Dari penjelasan di atas, jamak diketahui bahwa menjadi seorang atasan yang berwibawa dan dicintai bawahan adalah sebuah tantangan yang menarik. Jika Anda ingin menjadi atasan seperti itu, 14 cara di bawah ini bisa membantu Anda mewujudkannya.
1. Datang tepat waktu
Sebagai atasan, Anda wajib datang tepat waktu terlepas dari sibuk tidaknya Anda dengan urusan nonpekerjaan (lihat 7 tips agar datang tepat waktu). Bila Anda datang tdak tepat waktu, bawahan Anda akan tidak respek kepada Anda karena beralasan mereka juga bisa datang terlambat karena Anda sebagai atasannya biasa terlambat masuk kerja.
2. Reward vs. Punishment
Banyak kekecewaan bawahan kepada atasannya karena penilaian atasan yang tidak adil. Misal, Anda memberi penilaian keinerja yang sama antara bawahan yang rajin dengan yang malas. Ini biasanya memberikan demotivasi bagi bawahan yang rajin bekerja karena mereka merasa sia-sia bekerja rajin.
Untuk memotivasi bawahan, Anda harus menerapkan reward and punishment. Sebagi contoh, beerilah penilaian yang lebih (reward) kepada bawahan yang rajin bekerja daripada bawahan yang malas bekerja (punishment). Dengan demikian, bawahan yang rajin dan malas akan tahu penyebab mereka mendapat kenaikan gaji sebesar itu. Diharapkan, mereka akan lebih termotivasi sehingga tidak malas-malasan bekerja.
3. Tidak membawa SARA
Jangan bawa-bawa suku, agama, dan ras (SARA) saat Anda di tempat kerja. Jika sebaliknya, Anda akan mendapat “perlawanan” dari bawahan Anda yang mungkin tersinggung atas ucapan atau tindakan Anda. Bersikaplah profesional dan menyadari bahwa Ada bekerja di lingkungan kerja yang majemuk.
4. Berinteraksi dengan bawahan
Jangan hanya diam di ruangan atau kantor Anda. Jika Anda punya waktu luang, misalnya saat coffee break atau makan siang, berinteraksilah dengan bawahan Anda dari segala posisi. Saat berinteraksi dengan mereka, buatlah obrolan ringan yang memancing bawahan Anda nyaman ngobrol dengan Anda. Topik obrolannya bisa berkaitan dengan pekerjaan ataupun tidak.
5. Mengembangkan budaya continuous improvement
Sebagai atasan, Anda harus mengembangkan budaya continuous improvement (perbaikan terus menerus). Ini umumnya berupa upaya berkelanjutan dalam meningkatkan produk, pelayanan, atau proses.
Menurut sebuah artikel di wikiHow, langkah-langkah mengembangkan budaya continuous improvement adalah sebagai berikut:
- Komunikasikan ekspektasi Anda
- Beri informasi dan pelatihan
- Menilai pengetahuan dan keterampilan
- Jelaskan kepada bawahan bahwa mereka itu penting
- Memberikan dorongan kepada bawahan
- Tunjukkan konsistensi Anda
- Berikan kesempatan untuk eksperimen dan kesalahan
6. Coaching bawahan yang membutuhkan
Tidak semua bawahan akan melaksanakan kerja seperti yang Anda harapkan. Terkadang mereka ada yang mengalami kendala teknis yang butuh bimbingan Anda sebagai atasannya. Oleh karena itu, informasikannlah kepada bawahan Anda bahwa Anda dengan tangan terbuka akan membimbing bawahan Anda dalam melaksanakan tugas dan mencapai target.
Jika sudah demikian dan ada bawahan Anda yang membutuhkan bimbingan, lakukannlah segera. Menurut Lee Colan, empat kunci untuk membimbing karyawan yang kinerjanya menurun atau tidak seperti biasanya adalah sebagai berikut:
- Menjelaskan – Jelaskan secara baik mengapa kinerja bawahan itu perlu berubah sehingga dia tahu dampaknya terhadap tim, sasaran departemen Anda, sasaran perusahaan, dan finansial si karyawan.
- Mengonfirmasikan – Konfirmasi bahwa apa yang Anda jelaskan dipahami oleh si bawahan. Jangan lanjutkan sampai bawahan Anda mengerti penjelasan Anda.
- Melibatkan – Libatkan si bawahan untuk mendiskusikan ide-ide penyelesaian masalahnya. Lanjutkan diskusi untuk mengidentifikasi akar penyebab kesenjangan kinerja (fokus pada kinerja, bukan orangnya). Akar penyebabnya bisa berupa kekurangan keterampilan, rendahnya percaya diri, atau masalah keluarga si bawahan Anda.
- Menghargai – Kenali perubahan positif bawahan yang Anda bimbing. Cara mengenalinya adalah dengan mencari hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Tunjukkan penghargaan Anda kepada hal-hal tersebut.
7. Menjalankan peraturan perusahaan secara konsisten
Perusahaan umumnya memiliki sistem dan nila-nilai dalam bentuk peraturan. Umumnya ini peraturan (serta hak karyawan) dituangkan dalam perjanjian kerja bersama antara perusahaan dan serikat karyawan.
Sebagai atasan, Anda wajib menjalankan peraturan ini secara konsisten. Keputusan strategis yang Anda buat harus sejalan dengan peraturan tersebut. Kesampingkan kebijakan Anda bila sudah menyangkut peraturan tersebut.
Sebagai contoh, ada seorang bawahan Anda (kataknlah ia seorang karyawan senior) yang tidak masuk kerja dalam 3 hari. Menurut peraturan perusahaan, sanksi terhadap pelanggaran itu adalah surat peringatan 3. Oleh karena itu, berilah surat peringatan 3 kepada bawahan Anda tersebut.
Selaian akan memberi efek jera kepada bawahan tersebut, ini sebagai preseden bahwa Anda menjalankan peraturan perusahaan tanpa pandang bulu.
8. Mengontrol dengan baik
Dalam mencapai sasaran, Anda harus memiliki pengontrolan yang baik terhadap sejauh mana perkembangan pencapaian sasaran Anda. Bentuk pengontrolan ini bisa seperti rapat mingguan, rapat dua mingguan, atau rapat bulanan.
Mintalah bukti kepada bawahan Anda sesuai dengan tanggung jawab mereka. Dengan kata lain, janganlah percaya kepada omongan bawahan Anda bahwa semuanya baik-baik saja. Jika ada sesuatu target yang meleset, segeralah evaluasi dan tentukan langkah selanjutnya agar target Anda tercapai.
9. Memperhatikan keterampilan teknis
Secara umum, lebih tinggi jabatan, semakin banyak ilmu manajerial yang digunakan. Oleh karena itu, banyak atasan yang tidak lagi memperhatikan keterampilan teknis lagi.
Anda jangan seperti itu. Anda masih harus mengasah keterampilan Anda (sesibuk Anda apapun) supaya Anda tidak dikelabui oleh bawahan Anda. Mengasah keterampilan ini bisa dilakukan sebulan dua kali, misalnya dengan terjun ke lapangan untuk melihat seperti apa realitas di lapangan.
10. Aktif di acara yang diselenggarakan bawahan
Anda hanya sebagai atasan saat di kantor saja. Bila sudah di luar kantor, Anda sama dengan bawahan Anda. Oleh karena itu, janganlah menutup diri terhadap acara-acara yang diselenggarakan bawahan Anda, misalnya pesta pernikahan, akikah anak, dan acara-acara lainnya.
Umumnya, acara-acara tersebut dilaksanakan di akhir pekan. Janganlah Anda beralasan bahwa Anda tidak bisa hadir ke acara bawahan Anda hanya karena Anda sibuk dengan keluarga Anda. Bawalah keluarga Anda ke acara tersebut sehingga Anda bisa menghadiri acara bawahan sekaligus bersama keluarga.
11. Menghindari kebiasaan buruk
Sebagai atasan, Anda harus memberi contoh perilaku baik terhadap bawahan Anda. Oleh karen itu, hindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang akan berdampak kepada wibawa Anda di mata bawahan.
Salah satu perilaku buruk yang umum dilakukan atasan adalah pergi ke kafe atau tempat diskotek dengan bawahan. Jika Anda seperti itu, hentikan kebiasaan itu dan beralihlah menyibukkan diri Anda dengan kebiasaan baik.
12. Tidak menerima suap
Sebagai atasan, Anda tentunya memiliki beberapa proyek yang berkaitan dengan pihak di luar perusahaan, misalnya pemasok (supplier) atau yayasan karyawan outsourcing. Janganlah Anda menerima suap dari mereka supaya mereka ditunjuk oleh Anda mengerjakan proyek Anda.
Mengapa? Karena akan ada konflik kepentingan di kemudian hari dan bisa saja Anda dipecat bila ketahuan pihak perusahaan
13. Taat beribadah
Sesibuk apapun Anda, beribadahlah sesuai agama Anda. Selain akan mendapat pahala, ini juga akan menambah rasa tenang Anda terhadap apa yang Anda lakukan di tempat kerja. Tidak peduli seberapa sulit masalah yang Anda hadapi, Anda akan tenang menghadapinya karena Anda yakin Tuhan akan memberi jalan.
Tentunya, ketenangan Anda dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan masalah yang ada akan menambah wibawa Anda di mata bawahan.
14. Tidak pelit besaran gaji
Semua karyawan akan sensitif dengan uang atau gaji. Sebagai atasan, Anda tidak boleh pelit terhadap besaran gaji yang akan diterima oleh bawahan Anda. Jika bawahan Anda bagus kinerjanya, berilah kenaikkan gaji yang sepadan.
Umumnya, setiap perusahaan memiliki batas bawah dan batas atas gaji setiap posisi. Ambillah batas atas gaji untuk setiap karyawan Anda yang kinerjanya baik. Jangan takut terhadap manajemen karena Anda telah sesuai dengan besarn gaji yang perusahaan tetapkan. Jangan lupa, komunikasikan kepada bawahan yang mendapat batas atas kenaikan gaji bahwa mereka harus melaksanakan tugas sebaik-baiknya karena Anda telah memberi mereka besaran gaji yang baik pula. (Sumber gambar: ICMA Photos)